Teknik Pembesaran Ikan Bawal Bintang
Media Penyuluhan Perikanan - Teknik Pembesaran Ikan Bawal Bintang Edisi Lengkap
Kegiatan pembesaran ikan bawal bintang ini biasanya diawali dengan kegiatan penggelondongan dan dilanjutkan dengan pemeliharaan sampai ukuran konsumsi.
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bawal bintang merupakan spesies buidaya perikanan laut yang
terbilang masih baru di Indonesia. Meskipun demikian, permintaan terhadap ikan
ini terus meningkat terutama dari pasar internasional.
Selama ini budidaya ikan bawal bintang di Indonesia, terutama
tahap pembesarannya masih dilakukan di laut yaitu dengan sistem keramba jaring
apung (KJA).
Selain
itu terdapat potensi untuk membudidayakan beberapa spesies bawal bintang
ditambak bersalinitas rendah. Salah satu spesies bawal bintang yang memiliki
kemampuan untuk mentolelir salinitas adalah Trachnotus carolinus, selain
itu spesies ini tahan terhadap perubahan mendadak dari media air bersalinitas
32 %o ke 19%o.
B. TUJUAN
Tujuan
pembesaran ikan bawal bintang ini adalah meningkatkan pendapatan pelaku utama
melalui produksi ikan bawal bintang.
C. PENGERTIAN UMUM
1.
Ikan
Bawal Bintang adalah jenis ikan yang secara taxonomi merupakan spesies Trachinotus blochii, Lacepede yang hidup
di perairan tropis indo-Pasifik.
2.
Benih
siap tebar adalah ikan yang siap ditebar di KJA.
3.
Ikan
konsumsi adalah ikan yang berukuran konsumsi.
4.
Grading
adalah suatu cara untuk memisahkan ikan berdasarkan ukuran.
5.
Panen
adalah kegiatan pengambilan hasil budidaya
6.
Sintasan
adalah persentase jumlah ikan yang hidup pada saat panen dibandingkan ikan yang
ditebar.
7.
Wadah
budidaya adalah tempat untuk memelihara ikan.
8.
Pelengkap
pakan (feed supplement) adalah bahan yang berasal
dari nabati, hewani, dan/atau kimia yang memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai
salah
satu bahan dalam komposisi
pakan.
9.
Imbuhan
pakan (feed additive) adalah suatu zat yang secara alami tidak terdapat dalam
pakan yang ditambahkan dengan tujuan
untuk
memacu pertumbuhan
ikan.
10.
Pengamanan
Biologi (Biosecurity) adalah upaya pengamanan sistem budidaya dari kontaminasi
patogen akibat transmisi jasad dan jasad pembawa patogen dari luar dengan
cara-cara tidak merusak lingkungan.
BAB II. PENERAPAN
TEKNOLOGI
A. PEMILIHAN LOKASI
1. Persyaratan Umum
Beberapa persyaratan
umum dalam pemilihan lokasi yang baik adalah sebagai berikut :
Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan
ideal untuk usaha pembenihan dan pembesaran ikan Ikan Bawal Bintang adalah 5-15
meter.
Perairan yang terlalu
dangkal, kurang dari 5 meter, dapat mempengaruhi kualitas air karena
dimungkinkan adanya polutan berasal dari limbah hasil budidaya atau limbah
lainnya. Hal ini dikhawatirkan akan mengurangi kualitas air lingkungan
budidaya.
Terlindung dari Angin, Gelombang Besar, Erosi dan Banjir
Perairan terbuka yang
selalu menerima hempasan gelombang besar dan angin yang kuat tidak disarankan
sebagai lokasi budidaya. Lokasi demikian dapat merusak konstruksi sarana
budidaya (rakit) dan dapat mengganggu aktifitas budidaya seperti pemberian
pakan.
Tinggi gelombang yang
disarankan untuk budidaya Ikan Bawal Bintang tidak lebih dari 0,5-1,0 meter.
Selain itu lokasi lahan juga terlindung serta bebas dari erosi dan banjir
akibat pasang naik maupun luapan sungai pada musim penghujan. Tanah harus
memiliki kemampuan menahan bobot bangunan tanki berisi penuh air di atas 5
ton/m2.
Jauh dari Limbah Pencemaran
Lokasi pembesaran ikan
bawal bintang harus jauh
dari limbah buangan seperti limbah industri, pertanian, rumah tangga, dan
limbah tambak. Lokasi yang mengandung limbah dapat mempengaruhi kualitas air
sehingga kelangsungan budidaya Ikan Bawal Bintang tidak berjalan dengan baik.
Limbah rumah tangga
biasanya dapat menyebabkan tingginya konsentrasi bakteri di perairan. Limbah
industri dapat menyebabkan tingginya konsentrasi logam berat. Sementara limbah
tambak dapat meningkatkan kesuburan perairan sehingga organisme penempel
seperti teritip dan kerang-kerangan tumbuh subur, yang organisme akan menutupi
jaring.
Dekat Sumber Pakan
Lokasi harus dekat
dengan sumber pakan karena pakan merupakan kunci keberhasilan budidaya Ikan
Bawal Bintang. Daerah penangkapan ikan yang menggunakan lift-net atau bagan merupakan lokasi terbaik karena pakan berupa
ikan segar mudah diperoleh dan murah.
Dekat Sarana Dan Prasarana Transportasi
Lokasi yang dekat
dengan sarana dan prasarana transportasi berupa jalan darat menuju lokasi perlu
dipertimbangkan dalam memilih lokasi budidaya karena dapat membantu dan
memudahkan pengangkutan benih dan hasil panen ke pasar.
Keamanan
Keamanan lokasi yang
kurang terjamin sebaiknya dihindarkan. Bila dipaksakan untuk dipilih, dilokasi
ini akan sering terjadi pencurian. Akibatnya, produksi yang diharapkan tidak
bisa tercapai, namun hanya diperoleh kerugian.
2. Persyaratan Sosial Ekonomis
Beberapa persyaratan lokasi pembesaran ikan bawal bintang yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomis adalah :
-
Lokasi
tersebut mudah dicapai dan tidak terlalu jauh dari daerah pemasaran.
-
Status
tanah harus jelas untuk pemantapan investasi.
-
Perencanaan
pengembangan wilayah perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya benturan
penggunaan lahan dengan kegiatan lainnya.
-
Usaha
ini dapat memberikan manfaat kepada msyarakat sekitar.
3. Persyaratan Kualitas Air
Beberapa persyaratan
kualitas air yang perlu diperhatikan untuk pembesaran ikan bawal bintang adalah sebagai
berikut :
- Kualitas
Fisik Air
Kualitas
fisik air terdiri atas kecepatan arus, kecerahan air, dan suhu.
Kecepatan
Arus Air
Kecepatan arus yang
ideal untuk budidaya Ikan Bawal Bintang antara 20-40 cm/detik. Kuatnya arus
dapat menyebabkan bergesernya posisi rakit. Sebaliknya, arus air yang terlalu
kecil dapat mengurangi pertukaran air keluar masuk jaring. Hal ini akan
berpengaruh terhadap ketersediaan oksigen terlarut dan penyakit, terutama
parasit akan mudah menyerang Ikan Bawal Bintang.
Kecerahan
Air
Kecerahan perairan
yang cocok untuk budidaya Ikan Bawal Bintang adalah 2-10 mg/L (untuk partikel
> 1 mikron) dan 2-3 mg/L (untuk partikel < 1 mikron). Kecerahan perairan merupakan
salah satu indikator untuk menentukan lokasi. Perairan dengan tingkat kecerahan
sangat tinggi (jernih) sangat baik sebagai lokasi budidaya. Sebaliknya,
perairan dengan tingkat kecerahan sangat rendah menandakan tingkat bahan
organik terlarut sangat tinggi.
Suhu
Suhu optimal untuk
pertumbuhan Ikan Bawal Bintang antara 28-32 °C.
-
Kualitas Kimia Air
Beberapa parameter
kualitas kimia air adalah salinitas, derajat keasaman, oksigen terlarut,
Salinitas
(Kadar Garam)
Salinitas yang ideal untuk
budidaya Ikan Bawal Bintang adalah 29-32‰.
Derajat
Keasaman (pH)
Ikan Bawal Bintang
akan sangat baik bila dipelihara pada air laut dengan pH 6,8-8,4. Suatu perairan yang memiliki pH
rendah dapat mengakibatkan aktivitas pertumbuhan menurun atau ikan menjadi
lemah serta lebih mudah terinfeksi penyakit dan biasanya diikuti dengan
tingginya tingkat kematian.
Oksigen
Terlarut
Ikan Bawal Bintang
dapat hidup layak dalam karamba jaring apung dengan konsentrasi oksigen
terlarut 5,0-7,0 ppm. Konsentrasi oksigen dalam air dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan konversi pakan serta daya dukung perairan.
B. PERSIAPAN BENIH
Benih yang akan ditebar hendaknya sudah
divaksin, ukuran seragam dan tidak cacat. Kualitas benih sangat mempengaruhi
pertumbuhan ikan dan penggunaan vaksin dapat meningkatkan jumlah ikan
yang hidup sampai panen.
Vaksinasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui perendaman benih bawal
bintang yang berukuran dibawah 10 cm dan cara penyuntikan untuk benih berukuran
di atas 10 cm. Vaksin yang digunakan untuk benih bawal bintang adalah vaksin vibrio polyvalen.
Beberapa kriteria
benih Bawal Bintang yang berkualitas antara lain:
1. Warna putih keperakan, cerah dan
tidak pucat.
2. Bentuk tubuh proporsional antara
kepala dan badan, serta tidak cacat seperti: tutup insang tidak lengkap atau
terbuka dan sirip tidak lengkap.
3. Gerakan aktif, lincah dan
bergerombol.
4. Tidak terserang penyakit.
5.
Mempunyai
respon yang baik terhadap pakan.
Kegiatan pembesaran ikan bawal bintang ini biasanya diawali dengan kegiatan penggelondongan dan dilanjutkan dengan pemeliharaan sampai ukuran konsumsi.
Ukuran
benih yang digunakan saat penggelondongan adalah 5-7 cm (10-15 gram) sampai
ukuran diatas ukuran panjang 15 cm (>100 gram). Sedangkan ukuran benih yang
digunakan untuk dipelihara sampai ukuran konsumsi (400-500 gram) adalah benih diatas
ukuran panjang 15 cm (>100 gram).
C. PERSIAPAN KJA
Wadah
yang digunakan selama proses produksi berupa keramba jaring apung sesuai SNI
01-7222-2006, yang ukuran mata jaringnya disesuaikan dengan ukuran ikan.
Tabel….. Hubungan antara ukuran ikan, wadah
pemeliharaan dan mata waring/jaring.
No
|
Ukuran ikan (cm)
|
Jenis dan ukuran
wadah minimal (m)
|
Ukuran mata
waring/jaring
|
1
|
3
|
Waring; 1,5x3,0x1,2
|
2 mm
|
2
|
5
|
Jaring; 3,0x3,0x3,0
|
0,5 inchi
|
3
|
10
|
Jaring; 3,0x3,0x3,0
|
0,75 inchi
|
4
|
≥15
|
Jaring; 3,0x3,0x3,0
|
1,25 inchi
|
D. PENEBARAN BENIH
Penebaran
Benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Aklimatisasi perlu
dilakukan karena adanya perbedaan suhu dan salinitas antara daerah asal benih
atau media transportasi dengan kondisi air tempat pemeliharaan.
Apabila
sistem transportasi dengan menggunakan kantong plastik, maka aklimatisasi
dilakukan dengan membuka kantong plastik sedikit demi sedikit. Biarkan kantong
mengapung selama 10 menit diatas air pemeliharaan. Setelah suhu dan salinitas
air di kantong benih dengan air tempat penebaran benih hampir sama, maka benih
dapat ditebarkan.
Padat
tebar benih merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha
pendederan dan penggelondongan. Padat tebar berkaitan erat dengan pertumbuhan
dan angka kelulushidupan. Apabila kepadatan terlalu tinggi pertumbuhan lambat
akibat adanya persaingan ruang, oksigen, dan pakan.
Seiring
dengan bertambahnya ukuran dan berat ikan, maka penebaran harus dikurangi
secara bertahap.
Tabel…..
Padat tebar benih pada pembesaran bawal bintang.
FASE PEMELIHARAAN
|
BERAT
BENIH (GRAM)
|
PANJANG
BENIH (CM)
|
PADAT
TEBAR (EKOR/M3)
|
10-15
|
5-7
|
60-65
|
|
Penggelondongan
|
20-40
|
7-10
|
55-60
|
50-100
|
10-15
|
50-55
|
|
Pembesaran
|
>100
|
-
|
45-50
|
E. PAKAN
Pemilihan
jenis pakan ikan bawal bintang harus didasarkan pada kemauan ikan untuk
memangsa pakan yang diberikan, kualitas, nutrisi dan nilai ekonomisnya. Pakan
yang diberikan dalam pemeliharaan ikan bawal bintang adalah pakan pellet
komersial dengan kandungan protein 37% dan lemak 9% yang ukurannya disesuaikan
dengan besar bukaan mulut ikan.
Frekuensi
dan waktu pemberian pakan yang tepat perlu diperhatikan agar mengahasilkan
pertumbuhan dan angka kelulushidupan yang baik serta penggunaan pakan yang
efisien. Hal ini berhubungan dengan kecepatan pencernaan dan pemakaian energi.
Pada
tahap awal pemeliharaan pemberian pakan dilakukan sesering mungkin yaitu
minimal 4-6 kali sehari atau sampai ikan kenyang benar. Apabila ikan sudah
tumbuh lebih besar pemberian pakan dapat dilakukan dua kali sehari.
Tabel....
Cara pemberian pakan (pelet) menurut ukuran ikan bawal bintang
No
|
Ukuran
ikan (gr)
|
Ukuran
butiran pelet (mm)
|
Frekuensi
pembenihan pakan perhari (kali)
|
Dosis
(% berat biomass/ hari)
|
1
|
3
|
1
|
4
|
7
|
2
|
10
|
2
|
4
|
7
|
3
|
50
|
4
|
2
|
6
|
4
|
100
|
5
|
2
|
4
|
5
|
200
|
6
|
2
|
3
|
6
|
300
|
7-10
|
2
|
3
|
Dosis
pemberian vitamin atau multivitamin dan mineral mix adalah 1-2% dari berat
pakan atau ±2 g/kg pakan dan diberikan 2 kali setiap 1 minggu.
Vitamin
C dapat ditambahkan untuk melengkapi multivitamin. Pemberian vitamin C pada
pakan dilakukan sesaat sebelum pemberian pakan. Dosis pemberian Vitamin C
adalah 2 gram/kg berat pakan dan diberikan 2 kali seminggu.
F. PENGELOLAAN WADAH PEMELIHARAAN
Penggantian
dan pembersihan waring/jaring selama masa pemeliharaan mutlak dilakukan.
Waring/jaring yang kotor diakibatkan oleh penempelan lumpur atau biota
penempel, seperti: berbagai jenis kerang, teritip, dan tumbuh-tumbuhan. Kalau
hal ini dibiarkan dapat menghambat pertumbuhan bawal bintang dan menimbulkan
penyakit.
Jaring
yang kotor sebaiknya dijemur kemudian disemprot atau dibersihkan agar dapat
dipergunakan kembali. Sebelum digunakan kembali waring/jaring perlu diperiksa
sehingga apabila ada kerusakan atau putusnya tali jaring dapat diperbaiki.
Penggantian
jaring tergantung pada ukuran mata jaring yang dipergunakan. Semakin kecil
ukuran mata jaring akan semakin sering ganti jaring. Biasanya antara 1 minggu
sekali hingga 2 bulan sekali. Penggunaan anti
biofouling (organisme penempel pada jaring) dapat memperlama waktu
penggantian jaring.
Tabel….Frekuensi
penggantian jaring berdasarkan ukuran mata jaring
No
|
Wadah pemeliharaan
|
Penggantian Jaring
|
1
|
Waring ukuran
mata waring 2 mm
|
1 x seminggu
|
2
|
Jaring ukuran
mata jaring 0,75 inchi
|
1 x sebulan
|
3
|
Jaring ukuran
mata jaring 1 inchi
|
|
4
|
Jaring ukuran
mata jaring 1,5 inchi
|
G. SAMPLING
Untuk
mengetahui pertumbuhan, menentukan dosis pakan dan angka kelulushidupan ikan
dilakukan sampling. Sampling ikan dilakukan dengan mengambil ikan secara acak
sebanyak 10% dari jumlah ikan yang ada. Pada saat sampling dilakukan
perhitungan, pengukuran panjang dan beratnya. Ikan yang ditangkap untuk disampling
dibius terlebih dahulu untuk memudahkan pengukuran dan penimbangan ikan. Dari
hasil sampling kita dapat menentukan padat tebar, jumlah pakan, ukuran wadah
dan ukuran mata jaring.
Pengambilan
sampel ikan dilaksanakan secara teratur untuk mengetahui berat rata-rata ikan
dalam satu kantong jaring apung. Dengan adanya pengambilan sampel akan
diketahui pertumbuhan, berat biomassa total, penentuan jumlah pakan harian dan
waktu grading. Pelaksanaan sampling dilakukan setiap 2 minggu sekali pada
ukuran ikan dibawah 50 g dan sebulan sekali untuk ukuran ikan diatas 50 g.
H. PEMILAHAN UKURAN (GRADING)
Ikan
Bawal Bintang tergolong ikan yang sangat aktif makan. Sifat aktif ini
mengakibatkan persaingan mendapatkan pakan sangat besar dan ikan sehat akan
tumbuh lebih cepat. Apabila terjadi variasi ukuran maka ikan yang kecil akan
bersaing makanan dengan ikan yang besar sehingga pertumbuhannya terganggu. Oleh
karena itu dalam pemeliharaannya perlu dilakukan pemilahan atau penyeragaman
ukuran. Dengan demikian pada satu waring atau jaring hanya dipelihara ikan yang
satu ukuran.
Penyeragaman
ukuran pada awal pemeliharaan dilakukan minimal dua minggu sekali atau kalau
sudah terlihat adanya variasi ukuran dalam satu wadah pemeliharaan. Pemilahan
ukuran dapat dilakukan dengan cara mengangkat waring atau jaring, kemudian ikan
yang ada di dalamnya dipilih dan dikelompokkan sesuai ukurannya. Ikan yang
sudah dikelompokkan, dipelihara kembali dalam satu wadah.
Pada
grading ikan yang masih kecil biasanya akan didapatkan ukuran ikan yang besar
25%, ukuran sedang 50% dan ukuran kecil 25%. Sedangkan pada grading ikan yang
lebih besar akan diperoleh ikan yang besar 50% dan yang lebih kecil 50%.
Grading
dilakukan setiap 2 minggu sekali pada ukuran ikan dibawah 50 g, 1 bulan sekali
untuk ukuran ikan 50-200 g dan 2 bulan sekali untuk ukuran ikan diatas 200 g.
I.
MONITORING KONDISI
IKAN DAN LINGKUNGAN
Frekuensi
monitoring kesehatan untuk ikan bawal bintang dan lingkungan dapat dilihat pada
table di bawah ini.
Tabel…..Frekuensi
kegiatan monitoring kesehatan ikan dan parameter yang dimonitor.
No
|
Parameter
|
Frekuensi (minimal)
|
1
|
Kualitas air,
Suhu, pH, Salinitas, kecerahan, Kecepatan arus,
oksigen terlarut
|
Setiap hari
|
2
|
bahan organik terlarut
|
Setiap minggu
|
3
|
Respon pakan
|
Setiap hari
|
4
|
Pertumbuhan ikan
|
2 minggu sekali dan 1 bulan sekali
|
5
|
Kesehatan ikan :
|
|
Visual
|
Setiap hari
|
|
Laboratorium
|
Setiap bulan
|
Data
hasil monitoring dianalisis untuk digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan
kualitas air, kesehatan, dan pemberian pakan serta untuk perencanaan dalam
pemeliharaan selanjutnya. Setelah monitoring dilakukan kemudian dicatat/direkam
sehingga terdapat dokumentasi yang lengkap dan dapat dijadikan bahan
penelusuran.
J. PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Pencegahan Penyakit
Hal yang paling
penting yaitu menjaga kondisi tubuh ikan agar selalu dalam kondisi baik.
Kualitas pakan yang diberikan harus benar-benar terjaga. Pakan rucah yang
diberikan haruslah pakan yang masih segar dan masih layak untuk dikonsumsi
ikan.
Pakan formula/pellet
harus tidak berjamur agar tidak terjadi malnutrisi pada ikan. Selain itu
pemberian suplemen pada pakan berupa vitamin dan mineral, juga antibiotik
(Enro, OTC, dan lain-lain) yang direkomendasikan oleh pemerintah dengan dosis
dan penggunaan yang benar dirasakan dapat memberikan kontribusi yang baik untuk
ketahanan tubuh ikan dan juga bagi pertumbuhanya.
Kebersihan lingkungan
budidaya juga harus senantiasa terjaga. Jaring-jaring yang sudah kotor harus
segera diganti yang bersih karena dapat menjadi sumber penyakit.
Pencegahan terhadap
terserangnya penyakit pada ikan Bawal Bintang dapat dilakukan melalui vaksinasi
dan jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin vibrio polyvalen. Vaksinasi dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. Melalui perendaman, untuk benih Bawal
Bintang yang berukuran 2,5-5 cm. Dosis setiap ampul berisi 60 ml vaksin vibrio
polyvalen dicampurkan dengan air laut sebanyak 10 liter dapat digunakan untuk
melakukan perendaman benih sebanyak 14.000 ekor selama 15-30 menit. Perendaman
vaksin ini dapat dilakukan berkali-kali sampai 14.000 ekor.
b.
Melalui
penyuntikan, untuk benih berukuran minimum 10 cm, dengan dosis 0,1 ml/ekor dan
penyuntikan dilakukan pada intraperitonial dalam rongga perut.
Pengobatan secara
berkala untuk pencegahan penyakit juga dapat dilakukan 1-2 minggu sekali.
Waktunya disesuaikan dengan penggantian jaring yang kotor. Sehingga ikan tidak
terlalu stress akibat penanganan yang terlalu sering. Dalam hal ini biasanya
dilakukan perendaman dengan air tawar yang dicampur dengan obat-obatan
(Acriflavine, Gold 100 atau Elbazyn) yang diberikan dengan dosis rendah, 1-2
ppm. Lama perendaman 5-10 menit. Hal ini untuk mencegah penyakit yang menyerang
lewat luka akibat penanganan, dan juga untuk melepaskan parasit dan kutu-kutu
yang menempel pada tubuh ikan.
2. Pengobatan Penyakit
Penyakit yang
menyerang pada ikan Bawal Bintang biasanya yaitu penyakit yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri dilingkungan budidaya biasanya menempel pada bagian jaring,
tumbuhan, partikel dalam air, berenang bebas dalam air. Penyakit ini biasanya
menyerang tubuh, sirip dan mata. Bakteri yang paling sering ditemui adalah
jenis vibriosis.
Penyakit
Vibriosis
a. Gejala:
- Luka pada bagian ekor dengan
kulit terkelupas berwarna putih
- Terputusnya ekor pada bagian
belakang tubuh ikan
- Pendarahan dibawah kulit
- Borok di tubuh
- Warna tubuh pucat
- Mata buram/putih susu
- Mata menunjol tanpa atau dengan
pendarahan
b. Sumber Infeksi Bakteri:
- Stress karena kepadatan, mutu
pakan dan kondisi air kurang baik.
- Infeksi parasit
- Polusi bahan organik dan sirkulasi
air yang kurang memadai.
- Stress karena penangkapan dan
pakan
- Luka fisik karena pengangkutan
c. Pengobatan:
- Perendaman dalam acriflavin 100
ppm selama satu menit.
- Perendaman nitrofurazone 15 ppm
sekurang-kurangnya 4 jam
- Perendaman neomycinsulfate 50
ppm selama 4 jam
- Perendaman air tawar selama 15
menit
Penyakit Jamur
Selain penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, pada pemeliharaan ikan Bawal Bintang ini juga biasa
terjadi penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala organ yang terinfeksi
adalah urat daging dan organ dalam. Organ yang terinfeksi ber-spot (titik) putih dengan diameter mencapai 2
mm.
Pengobatan yang dapat
dilakukan yaitu dengan perendaman dalam acriflavine
dosis 5-10 ppm, 5-10 menit selama 3-5 hari berturut-turut.
Penyakit Parasit
Selain itu juga ada
penyakit yang disebabkan oleh parasit. Parasit adalah organisme yang menumpang
hidup pada binatang (inang) hidup yang menyebabkan penyakit pada inang. Parasit
yang sering menyerang antara lain Protozoa seperti Cryptocaryon sp. dan Tricodina
sp. dan Metazoa seperti kutu ikan Monogenia, cacing Trematoda.
Tindakan
pengobatannya dapat dilakukan dengan cara ikan sakit direndam dalam air laut
yang sudah diberi larutan formalin selama 5-7 hari. Dosisnya 25 ppm, dan juga
dengan perendaman air tawar selama 10-15 menit, 3-5 hari berturut-turut.
K. PEMANENAN
Pemanenan
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada saat tersebut suhu
relatif rendah. Dengan suhu rendah diharapkan dapat mengurangi stress selama
pemanenan. Penggunaan alat panen yang benar sangat menentukan mutu ikan yang
dipanen. Alat panen yang digunakan untuk benih ikan berupa serok halus yang
terbuat dari screen net maupun kain yang halus. Serok yang kasar dapat
menimbulkan luka pada ikan sehingga dapat menyebabkan ikan stress dan mudah
terserang penyakit. Sedangkan serok yang digunakan untuk ikan berukuran
konsumsi (>500 gram) dapat terbuat dari bahan jaring yang halus.
Panen
ikan ukuran tertentu pada karamba jaring apung dilakukan dengan menaikkan
jaring ke permukaan air, kemudian jaring dibagi dua bagian dengan menyusupkan
kayu pada bagian bawah jaring, selanjutnya dilakukan pemilahan ukuran berat.
Pemeliharaan
untuk mendapatkan ikan bawal bintang ukuran konsumsi (400-500 gr/ekor) adalah
selama 6-7 bulan dari mulai benih ukuran tebar 5 cm.
Sumber : Disarikan dari Buku Rekomendasi Teknologi KP 2014
Comments
Post a Comment