Teknik Pendederan Ikan Betutu
Media Penyuluhan Perikanan - Telur yang telah dibuahi dapat ditetaskan di dalam akuarium
yang berkapasitas 40 liter air. Akuarium yang digunakan untuk penetasan telur
harus diberi aerasi yang tidak terlalu besar. Penetasan telur ikan betutu dapat
juga dilakukan di dalam bak berukuran 1,5 m x 1,5 m sedalam 1 m.
Penetasan telur ikan betutu di akuarium atau di bak
penetasan dilakukan dengan cara memindahkan telur-telur yang menempel di alat penempel
beserta alat penempelnya ke dalam akuariun atau bak penetasan. Akuarium atau
bak penetasan telur tersebut harus diberi aerasi dengan blower yang tidak
terlalu besar. Selama proses penetasan telur, kualitas air dalam akuarium atau
bak harus selalu dikontrol dan sesering mungkin diganti. Jika memungkinkan,
penggantian air dapat dilakukan dengan cara dialirkan secara terus-menerus.
Akuarium atau bak penetasan harus diberi heater dan suhu air diusahakan tetap
konstan ± 28°C atau 26°C. Pada suhu air tersebut, biasanya telur ikan betutu
akan menetas dalam waktu ± 3 hari. Larva yang baru menetas berukuran rata-rata
3 mm dengan berat 0,2 mg.
A. PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN LARVA
Larva ikan yang baru menetas dapat dipindahkan ke dalam bak
pemeliharaan atau dibiarkan di bak/akuarium penetasan beberapa waktu hingga
kuat. Sisa-sisa telur yang tidak menetas dan kotoran-kotoran lain dibuang
dengan cara disifon memakai selang. Larva ikan yang baru menetas belum
memerlukan pakan tambahan karena masih memiliki persediaan makanan berupa
kuning telur (yolk shell). Persediaan makanan tersebut akan habis setelah 4
hari dihitung sejak menetas. Oleh karena itu, pada hari ke-5 setelah menetas
larva ikan sudah harus diberi pakan tambahan berupa emuisi kuning telur ayam
yang direbus.
Pembersihan (penyifonan) bak atau akuarium pemeliharaan
larva ikan harus dilakukan minimal 4 kali sehari dan penggantian sebagian air
(± 35%) dilakukan setiap hari. Dosis emuisi kuning telur adalah 1 butir sehari
setiap bak atau akuarium dan diberikan sedikit demi sedikit setiap 3 jam.
Pemberian pakan yang lebih baik lagi adalah dengan membuat
kultur plankton dalam bak khusus. Cara kultur plankton di dalam bak khusus
dilakukan dengan merendam kotoran ayam dengan dosis 1 kg/m2 kolam, kemudian
ditambah dengan 0,1 kg kapur tohor dan diairi sampai setinggi 0,5 m. Setelah ±
10 hari, air dalam bak ditambah dengan 5 ember air sawah atau air comberan yang
banyak mengandung-plankton, kemudian dibiarkan tumbuh selama ± 5 - 7 hari. Bak
kultur plankton yang telah ditumbuhi plankton akan berwarna hijau
kecoklat-coklatan.
Air kultur plankton dialirkan ke dalam bak larva atau
akuarium setiap jam selama 1 - 2 menit. Plankton yang biasa dimakan oleh larva
ikan betutu adalah Chlorella sp., Rotifera sp., Sufosutoria, dan Moina sp.
Setelah larva betutu berumur 15 - 20 hari barn diberi kultur Daphnia sp.,
Cyclops sp., dan Artemia sp. Pada saat larva ikan mencapai ukuran 3 - 5 cm
dapat diberi cacing sutra atau tepung ikan. Jika perawatan larva ikan dilakukan
di akuarium, penjarangan populasi larva harus dilakukan terus-menerus. Selama
pemeliharaan larva suhu hams dijaga supaya tetap stabil antara 27° C - 28C,
keasaman (pH) air 7 - 7,2 dan penggantian air dilakukan setiap hari sebanyak 40
%.
B. PEMELIHARAAN BENIH (PENDEDERAN)
Larva ikan betutu yang telah bemmur 15 - 20 hari dapat
dipindahkan ke kolam pendederan untuk dibesarkan hingga mencapai ukuran benih
yang siap untuk dibesarkan di kolam pembesaran.
1. Persiapan Lahan
Pendederan
Persiapan lahan pendederan untuk larva ikan betutu tidak
jauh berbeda dengan persiapan lahan untuk pendederan jenis ikan lain. Persiapan
lahan pendederan di lakukan dengan cara mencangkul dan membalik-balik tanah
dasar kolam, kemudian dibajak dan di biarkan terkena panas matahari selama
beberapa hari agar mendapat kesempatan untuk melakukan pertukaran gas dan
membunuh hama serta bibit penyakit.
Setelah dasar kolam benar-benar kering dapat dilakukan
pengapuran dan pemupukan. Pengapuran dasar kolam dapat menggunakan kapur tohor
(kapur pertaman) dengan dosis 300 - 500 g/m2 dasar kolam. Pengapuran
dasar kolam, selain untuk mematikan bibit penyakit, bertujuan untuk menstabilkan
keasaman (pH) tanah dasar kolam. Setelah dasar kolam diolah, dikeringkan, dan
dikapur, kemudian dilakukan pemupukan. Pemupukan dasar kolam dapat menggunakan
pupuk kandang (kotoran ayam) atau dedakpadi dengan dosis ± 1 kg/m2
dasar kolam.
Kolam pendederan yang telah dipupuk diisi air sampai
setinggi 30 cm kemudian biarkan selama 15 hari hingga wama air kolam menjadi
hijau kecoklat-coklatan. Setelah air kolam berwama hijau kecoklat-coklatan
kemudian kolan diisi air lagi sampai setinggi 60 - 100 cm. Pemupukan ulang
dapat dilakukan setiap 15 - 12 hari dengan menggunakan pupuk buatan (anorgamk)
seperti Urea atau TSP dengan dosis 20 - 30 g/m2 tanah dasar kolam.
2. Pemindahan Benih
ke Kolam Pendederan
Pemindahan benih ikan betutu dari kolam pembenihan ke kolam
pendederan dilakukan setelah benih tersebut berukuran 2 - 5 cm. Pengambilan
benih dari kolam pembenihan dilakukan dengan serok atau kolam dikeringkan
sebagian, kemudian benih ikan diserok dengan waring atau seser dan dimasukkan
ke dalam ember untuk ditebarkan di kolam pendederan.
Untuk memacu pertumbuhan, padat penebaran benih ikan di
kolam pendederan yang ideal adalah 50 ekor/m2. Pakan untuk benih
ikan selama dipelihara di kolam pendederan, selain alami berupa plankton, dapat
ditambah dengan pakan berupa anak ikan seribu (Lebistes sp), ikan gambusa udang
liar air tawar, dan ikan lain yang berukuran lebih kecil daripada benih betutu
itu sendiri. Setelah berukuran 7 - 13 cm atau setelah 2 - 3 bulan pemeliharaan
di dalam pendederan, benih ikan sudah siap untuk dibesarkan di kolam
pembesaran. Pembesaran benih ikan betutu hingga mencapai ukuran konsumsi dapat
langsung dilakukan di kolam pendederan atau di kolam pembesaran tersendiri.
Jika pembesaran dilakukan langsung di kolam pendederan, maka populasi benih
harus dikurang (dujarangkan). Padat penebaran yang ideal untuk pembesaran ikan
betutu adalah berkisar antara 10 - 20 ekor/m2 air kolam, tergantung
pada besar kecilnya debit air.
Benih ikan yang dipanen dari kolam pendederan dapat juga
dijual kepada konsumen (pengusaha) yang khusus melakukan usaha pembesaran Jika
akan dijual lanagsung kepada pengusaha pembesaran ikan, maka benih-benih ikan
tersebut tadi ditampung terlebih dahulu di dalam bak/kolam penampungan agar
mendapatkan kesempatan untuk beristirahat selama ± 2 - 3 hari. Pada pengiriman
(pengangkutan) jarak jauh, benih ikan harus dipuasakan terlebih dahulu selama 2
hari supaya selama dalam pengangkutan tidak banyak mengeluarkan kotoran. Sebab,
kotoran benih ikan tersebut dapat menjadi racun bagi benih ikan itu sendiri.
Pengangkutan benih ikan dapat dilakukan dengan cara
dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran 50 x 60 cm dengan ketebalan 2 mm.
Kantong plastik diisi air bersih sebanyak 1/3
bagian, kemudian diisi benih ikan sebanyak ± 2 - 3 kg/kantong. Kantong
plastik yang telah diisi benih ikan tersebut diisi oksigen sampai penuh,
kemudian bagian ujung plastik diikat dengan karet agar oksigen di dalamnya
tidak keluar. Benih ikan betutu telah siap untuk dikirim ke tempat tujuan.
Referensi:
Mulyono
D., 1999. Budi Daya Ikan Betutu.
Penerbit Kanisius, Jakarta.
Comments
Post a Comment