Mengenal Alat Penangkapan Ikan Rawai Tuna
Media Penyuluhan Perikanan - Rawai tuna
adalah alat tangkap dari
golongan
line fishing,
terutama ditujukan untuk menangkap tuna dalam ukuran dan jumlah yang
besar. Tuna tujuan penangkapan berada di lapisan yang dalam
dan
mempunyai daerah penyebaran yang luas. Pada prinsipnya, konstruksi
rawai tuna terdiri dari gabungan
beberapa main
line (tali utama), serta
branch line yang
diberi pelampung
pada ujungnya.
Rawai tuna (long line) mini
adalah
rawai
tuna yang
dibuat dengan
menggunakan PA monofilament, dalam setiap basketnya
terdiri dari 5
mata pancing atau lebih
dan satu
kapal mengoperasikan alat tidak lebih dari
1.000
buah mata pancing yang dioperasikan
dengan menggunakan
kapal
di bawah
30 GT.
Alat tangkap
rawai tuna merupakan alat yang paling efektif untuk
menangkap
ikan jenis tuna. Karena alat ini dapat
menjangkau penyebaran tuna secara vertical maupun horizontal. Selain itu dalam
pengoperasian
rawai tuna
tidak memerlukan umpan yang masih hidup,
sehingga dapat mencapai daerah yang
luas. Pada perikanan
rawan tuna, pengetahuan
tentang
batas penyebaran tuna
secara vertical memegang peranan penting.
KAPAL
RAWAI TUNA
Menurut Ayodhyoa (1981), menyatakan
bahwa kapal rawai tuna
adalah jenis kapal yang mempunyai
tujuan menangkap
ikan dengan menggunakan
alat tangkap rawai tuna, dengan
persyaratan
mempunyai
kemampuan mengarungi samudera, mempunyai palkah ikan yang
dilengkapi dengan pendingin, memiliki tangki air tawar dan tangki bahan bakar yang cukup
besar, mempunyai
tempat kerja yang luas untuk memberikan kebebasan
gerak bagi
anak buah
kapal serta olah gerak kapal yang cukup
lincah dan mempunyai kecepatan yang cukup untuk menuju ke daerah penangkapan
ikan. Kapal penangkap ikan adalah kapal yang
secara khusus
dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan, dan/atau mengawetkan (UU No. 31
Tahun
2004
Tentang
Perikanan).
Kapal rawai tuna biasanya
setiap
kapal memiliki ruangan-ruangan sebagai
berikut:
1. Tempat pembuangan pancing (setting) biasanya
di buritan;
2. Tempat penarikan
pancing
(hauling)
biasanya di
bagian tengah bagian
depan;
3. Tempat penyimpanan tali utama, biasanya di bagian tengah sebelah belakang;
4. Tempat
penyimpanan tali cabang, tali pelampung dan pelampung, berdekatan di bagian
buritan kapal;
5. Tempat
radio buoy, di buritan sebelah kanan.
Nomura dan Yamazaki (1977) mengatakan
bahwa: ada
beberapa
persyaratan minimal
untuk kapal ikan yang dapat digunakan untuk operasi
penangkapan, yakni memiliki kekuatan
struktur badan kapal, menunjang
keberhasilan
operasi penangkapan, memiliki fasilitas penyimpanan hasil tangkapan ikan/udang
dan
memiliki stabilitas yang
tinggi. Stabilitas kapal mutlak diperlukan sebagai kemampuan
kapal untuk kembali ke
posisi
semula (tegak) setelah mengalami momen
temporal, dimana posisi miring
akibat bekerjanya gaya baik dari luar maupun dari dalam kapal tersebut.
Selanjutnya
faktor-faktor yang mempengaruhi desain suatu
kapal penangkap
ikan adalah tujuan penangkapan
ikan, alat
dan metode penangkapan, kelaik lautan dan
keselamatan awak kapal, peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan desain
kapal, pemilihan material yang
tepat untuk konstruksi, penanganan dan penyimpanan
hasil tangkapan, serta faktor-faktor ekonomis
Menurut Soemarto (1979),
kapal
penangkapan
harus
memenuhi persyaratan
antara
lain
:
1. Memiliki kesanggupan berlayar di laut dengan baik dalam segala
keadaan yang mungkin terjadi.
2. Sanggup berlayar dengan
tenaga sendiri ke dan dari daerah penangkapan serta dapat melakukan penangkapan
continue.
3. Mempunyai stabilitas yang
tinggi untuk menjamin keselamatan.
4. Kekuatan dan struktur yang
kokoh.
5. Memiliki fasilitas penyimpanan
hasil tangkapan.
6. Tempat persediaan cukup untuk
bahan bakar, makanan dan
air, untuk keperluan operasi dalam waktu serta jarak yang telah
ditentukan untuk keperluan yang tak terduga.
7. Kapal harus mempunyai
kekuatan yang baik agar dapat menahan gaya-gaya yang bekerja padanya, baik gaya-gaya
dari luar maupun dari dalam.
RAWAI
TUNA MINI (MINI LONG LINE)
Rawai tuna adalah rawai yang digunakan dikhususkan
untuk menangkap ikan tuna, walaupun jenis ikan pelagis besar tertangkap juga . Rawai
tuna adalah alat tangkap yang terdiri dari gabungan antara beberapa tali dan
pancing serta dilengkapi dengan pelampung
dan pancing.
Alat tangkap ini dioperasikan
dekat dengan permukaan
air dan dihayutkan dalam jangka waktu tertentu. Alat tangkap rawai tuna termasuk ke dalam kelas
pancing atau hook and line (Sjarif dan Mulyadi, 2004).
Rawai tuna dibuat dari rangkaian tali temali yang diberi pancing
dan pelampung, alat tangkap ini terdiri dari tali utama (main line), tali cabang
(branch line), tali pelampung (buoy line) dan pelampung .
Rawai tuna mini (mini long line) adalah rawai tuna yang
dibuat dengan menggunakan PA monofilament, dalam setiap basketnya terdiri dari
5 mata pancing atau lebih dan satu kapal
mengoperasikan alat tidak lebih dari 1.000 buah mata pancing yang dioperasikan dengan
menggunakan kapal di bawah 30 GT.
Adapun rawai tuna terdiri dari : Pelampung (buoy),
tali pelampung (buoy line), tali utama (Main line), tali cabang (branch line)
dan pancing (hook), susunan satu unit rawai tuna disebut satu basket. Sedangkan
tali cabang terdiri
dari : Tali cabang
utama, kili-kili (swivel),
skiyama, kanayama.
TALI
UTAMA
Tali utama adalah tali tempat bergantungnya tali cabang,
bahan yang digunakan adalah PA monofilamen dengan nomor 600 yang berdiameter 6mm
Tiap satu bagian tali utama panjangnya
berkisar antara 50 – 60mn tiap-tiap jarak satu tali cabang.
TALI
CABANG
Panjang tali cabang tidak
boleh lebih dari setengah kali (1/2 x) jarak antara tali cabang yang menggantung
pada tali utama. Hal ini bertujuan agar
tidak terjadi saling mengait (kekusutan) antar tali cabang. Panjang tali cabang seharusnya sekitar 20-25
meter, tali cabang biasanya terdiri atas dua atau tiga jenis tali yaitu tali cabang
utama (10 - 15m) dibuat dari PA monofilament nomor 400 dengan diameter 4mm, Skiyama
( 5 – 10m) dibuat dari PA monofilament nomor 400 dengan diameter 4mm, dan tali
pancing (2 – 5m) dibuat dari PA monofilament 300 dengan diameter 300mm.
SUMBER:
https://www.google.com/search/images
Yusrizal, 2011. Materi
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 012/TPI/BPSDMKP/2011 “Penangkapan Ikan
dengan Rawai Tuna (Tuna Long Line) Mini”. Pusat Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan,
Jakarta.
Comments
Post a Comment