Memilih Lokasi Pembenihan Ikan Lele

Media Penyuluhan PerikananIkan Lele merupakan komoditas budidaya perikanan global. Lele diekspor ke seluruh dunia dalam bentuk daging sayat (fillet), utuh (whole around) tanpa kepala (head less) tanpa insang dan isi perut (whole gill gutted/GG) dan daging halus (surimi). Permintaan pasar ekspor adalah lele berukuran sekitar 500 g/ekor (2 ekor/kg). Di dalam negeri warung tenda pecel lele telah merambah ke seluruh pelosok tanah air dari Aceh hingga Papua, restoran franchise (waralaba) lele tersebar di berbagai kota besar, umumnya disajikan dengan digoreng utuh ukuran 100 g – 125 g (8 – 10 ekor/kg). Pecel lele menjadi menu harian rakyat, dari pilot odong-odong sampai pilot pesawat terbang dari mantri hingga menteri, semua suka. Restoran lele bersaing bukan dari rasa lelenya saja tapi juga dari lalapan dan sambalnya yang sedap tanpa micin. Makan lele sangat disukai karena praktis bisa pakai tangan, tidak banyak duri dan pasti masih sangat segar. Oleh karena itu, pangsa pasar lele selalu meningkat.
Memilih Lokasi Pembenihan Ikan Lele
Momentum ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh pembudidaya karena budidaya lele sangat mudah sebab kemampuan lele untuk bertahan hidup sangat tinggi oleh adanya alat bantu pernapasan labirin (aboresen) yaitu dapat mengambil oksigen langsung dari udara dan pakan yang tidak pilih-pilih. Permasalahan budidaya lele bukan pada ketahanan pangan (food security) tetapi lebih kepada keamanan pangan (food safety) dan citra pangan (food image).

Untuk memenuhi kebutuhan benih dalam budidaya ikan lele, diperlukan usaha pembenihan ikan lele yang tentu saja memerlukan lokasi yang baik ditinjau dari segi teknis serta keamanan pangannya. Pembenihan ikan lele sebenarnya mudah dilakukan tetapi karena lele dumbo berasal dari luar negeri, maka kecermatan dan kemampuan telusur induk yang akan dipijahkan harus benar-benar dikuasai oleh pelaku utama agar tidak terjadi penurunan kualitas benih. Pelaku utama budidaya juga harus memahami kualitas benih yang dibesarkan agar tidak mengalami kerugian usaha.

Usaha budidaya ikan lele tidak memerlukan persyaratan yang ketat seperti untuk ikan lain. Sebagai indikator kalau lahan itu bisa digunakan untuk pembenihan ikan lain, untuk ikan lele pasti bisa digunakan. Namun demikian, agar usaha dapat berkesinambungan, hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan :

  1. Lokasi berada pada daerah yang bebas banjir dan bebas pengaruh pencemaran.
  2. Tanah dasar kolam merupakan tanah yang stabil warna kehitaman yang memiliki tekstur 50 – 60% lempung, lebih kecil dari 20% pasir dan sisanya serbuk bahan organik.
  3. Keasaman (pH) tanah lebih dari 5.
  4. Sumber air tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun.
Untuk membangun kolam (wadah budidaya) konstruksi pematang harus kuat dibuat dari tanah, tembok atau dilapis terpal. Luas kolam disesuaikan dengan padat tebar. Kedalaman air antara 0,75 m – 1,5 m. harus diperhatikan bahwa wadah harus dapat dikeringkan.

Bak pemijahan sebaiknya dari semen, fiber glass, atau terpal agar mudah dibersihkan. Bak pemijahan biasanya berukuran panjang 2 – 3 m, lebar 1 – 2 m dan tinggi 1 m. setelah bak dikeringkan dan dijemur, diisi air bersih setinggi 40 – 70 cm.
Bak pemijahan dipasang kakaban yang terbuat dari ijuk yang dijepit dengan bambu. Kakaban disusun secara teratur agar berada antara 5 – 10 cm dibawah permukaan air.

Comments

Popular posts from this blog

Teknik - Teknik Penyimpanan Ikan Di Dalam Palka

Pemijahan Ikan Lele Melalui Penyuntikan Hormon Buatan

Mengenal Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Ikan Segar